Pada awalnya Jalan Braga adalah sebuah jalan kecil di depan pemukiman yang cukup sunyi di kawasan pusat kota Bandung, sehingga dinamakan Jalan Culik karena cukup rawan kejahatan. Jalan Braga menjadi ramai karena banyak usahawan berkebangsaan Belanda yang mendirikan toko, bar dan tempat hiburan di kawasan ini. Kemudian pada dasawarsa 1920-1930-an muncul toko-toko dan butik (boutique) pakaian yang mengambil model di kota Paris, Prancis yang saat itu merupakan kiblat model pakaian di dunia. Dari sinilah kota Bandung mulai dikenal dengan nama Parish van Java atau Paris-nya pulau Jawa. Wilayah Alun-alun, Merdika Lio, Balubur, Coblong, Dago, Bumiwangi dan Maribaya sekarang, Pada awal tahun 1800 terhubung dengan jalan-jalan setapak ke Jalan braga. Tetapi seiring perkembangan zaman dan penataan kota bandung, tentunya jalan penghubung tersebut ttelah berubah menjadi jalanan nan sibuk. Alat angkut umum yang dipergunakan pada saat itu adalah pedati, sehingga jalan itu disebut Karrenweg yang selanjutnya lebih dikenal dengan nama Pedatiweg yang saat ini disebut sebagai Jalan Braga. Asal-usul nama Braga sendiri masih tidak jelas sampai saat ini. Perubahan nama Pedatiweg menjadi Bragaweg mungkin akibat ketenaran Toneelvereniging Braga, yang didirikan di Pedatiweg, pada tanggal 18 Juni 1882, oleh Asisten Resimen Priangan, Pieter Sijthoff. Kemungkinan lain, nama Braga berasal dari kata Ngabaraga yang artinya "berjalan di sepanjang sungai" yang memang letaknya berdampingan dengan sungai Cikapundung.
Bangunan-bangunan di Braga sampai kini menjadi semacam etalase berbagai gaya arsitektur. Mulai dari klasik-romantik, art deco, Indo-Europeanen, neo klasik, gaya campuran, sampai gaya arsitektur moderen. Meski tak lagi utuh sesuai aslinya, keindahan arsitektur itu masih terhampar di berbagai bangunan di kawasan Braga. Nama Braga sebagai nama jalan dilekatkan pada 18 Juni 1882.
sumber foto : hatmantopoenyablog
Bentuk asli Braga yang menggambarkan ciri Kota Bandung terus dipertahankan. Pemilik bangunan di jalan itu tidak bisa leluasa mendapatkan izin merenovasi bentuk bangunannya.
Tapi, seiring perjalanan waktu, fungsi bangunan di kawasan Braga pun disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Selain toko buku dan restoran, kawasan Braga tumbuh sebagai kawasan bisnis. Di Jalan Braga kini ada Braga Citiwalk dengan hotel/apartemen di dalamnya.
sumber foto : hatmantopoenyablog
Menutup tahun 2009, Kota Bandung kembali menggelar even Braga Festival, pada 27-30 Desember lalu di sepanjang ruas Jl.Braga, Bandung. Kegiatan ini ditargetkan menarik pengunjung hingga 2 juta orang. Di ruas jalan sepanjang 700 meter tsb, digelar pameran karya seni, pemutaran film, produk industri kreatif, fashion dan kuliner. Juga digelar pertunjukkan musik dan atraksi kesenian dari berbagai komunitas di Jawa Barat, Kota Bandung dan sejumlah kota lainnya di Indonesia.
Selama 4 hari kegiatan tsb digelar, sejumlah pertunjukkan musik dan atraksi kesenian. 2 panggung berukuran 4 x 8 meter di depan Gedung Gas dan Gedung Bank Jabar untuk pentas Band Indie. Juga dipersiapkan 5 panggung kecil di ruas jalan yang sama. Hari pertama, sepenuhnya akan ditampilkan pergelaran perkusi yang melibatkan 500 pemain perkusi dari berbagai daerah, seperti dari Bandung, Yogyakarta, dan Jakarta. Hari kedua, akan tampil indie music dari berbagai aliran, seperti jazz, blues, country dan balada dari 150 grup musik indie. Hari ketiga, akan tampil world music dan tarian kontemporer, perpaduan tradisional dan internasional, seperti samba Sunda. Hari keempat, puncaknya, pengunjung akan disuguhi seluruh penampilan yang digelar sejak hari pertama.
Tak hanya diminati masyarakat Bandung namun juga sejumlah wisatawan dari luar daerah yang tengah mengisi waktu liburan akhir tahun. Festival diisi dengan berbagai pagelaran kesenian daerah, khususnya kesenian tatar Sunda. Namun, pada tahun 2009 lalu tak banyak atraksi kesenian yang ditampilkan. Sebagian besar diisi stand makanan serta pakaian. Festival Braga diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jabar dan Pemerintah Kota Bandung dengan tujuan untuk menggairahkan kawasan Braga sebagai salah satu tempat wisata.